Menghadapi tekanan yang semakin parah dari tinjauan perlindungan lingkungan, raksasa Minuman Amerika Coca Cola dan Pepsi secara terbuka mengatakan bahwa mereka telah memutuskan kontak dengan Asosiasi Industri Plastik (PIA).
Seorang juru bicara Coca Cola mengatakan: "awal tahun ini, kami mengundurkan diri dari organisasi karena posisi yang diambil oleh organisasi tidak sepenuhnya konsisten dengan komitmen dan tujuan kami."
Seorang juru bicara PepsiCo mengatakan bahwa perusahaan awalnya bergabung dengan asosiasi industri plastik untuk memahami inovasi material, dan sekarang akan menarik diri dari asosiasi pada akhir tahun.
Pia sebenarnya adalah kelompok lobi plastik yang fungsi utamanya adalah melobi Amerika Serikat atas nama perusahaan untuk melarang larangan plastik nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang "perintah larangan plastik" telah dimulai di seluruh dunia.Pada bulan Mei tahun ini, pada pertemuan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), 1400 perwakilan mencapai kesepakatan untuk memperbarui Konvensi Basel tentang pengendalian limbah berbahaya setelah negosiasi tarik ulur selama 12 hari, dan memutuskan untuk memantau dan melacak sampah plastik yang diangkut ke luar negeri di masa depan.
Sebanyak 186 negara anggota PBB mendukung pembaruan perjanjian, tetapi tidak satu pun dari mereka adalah Amerika Serikat.Pasalnya, Amerika Serikat belum pernah meratifikasi Konvensi Basel.Meski demikian, ketika Amerika Serikat ingin mengirimkan sampah plastik ke negara lain, keputusan itu juga tak kalah efektif.
Rolph Payet, sekretaris eksekutif sekretariat bersama UNEP Basel, Rotterdam dan Stockholm convention (BRS), mengatakan pada saat itu bahwa perjanjian itu bersejarah dan mengirimkan sinyal politik yang sangat kuat ke seluruh dunia, yaitu sektor swasta. dan pasar konsumen harus mempertimbangkan apa yang perlu mereka lakukan.
Kedua perusahaan di atas bukanlah kasus penarikan diri dari pia.Pada tahun 2018, beberapa perusahaan menarik diri dari organisasi dan mengatakan bahwa mereka memiliki perbedaan dengan PIA pada metode pembelian prioritas kantong plastik.Daftar komite pia menunjukkan bahwa Wal Mart, Toyota dan Johnson & Johnson adalah semua anggota organisasi.
Menurut CNBC, mengutip statistik organisasi perlindungan lingkungan "Greenpeace", Coca Cola, Pepsi Cola dan Nestle adalah produsen sampah plastik terbesar di dunia, yang memproduksi sejumlah besar polistiren untuk kemasan dan poliester untuk wadah.
Saat menarik diri dari PIA, kedua perusahaan juga berjanji untuk mengurangi sampah plastik dan secara aktif mempromosikan penggunaan kemasan yang dapat didaur ulang.Coca Cola mengatakan bahwa pada tahun 2025, semua kemasan akan dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, atau dapat dibuat kompos.PepsiCo juga berencana membuat semua kemasan produknya dapat didaur ulang, dapat dibuat kompos, atau dapat terurai secara hayati pada tahun 2025.
Sampah plastik menjadi ancaman besar bagi umat manusia.Menurut data plastik Eropa, produksi plastik global adalah 2 juta ton pada tahun 1950 dan meningkat menjadi 322 juta ton pada tahun 2015.
Menurut daftar 2050 bank dunia pengelolaan limbah padat global, pada tahun 2016, dunia menghasilkan 2 miliar ton limbah padat, yaitu 0,74 kg sampah per orang per hari.
Sejak 1988, 87% sampah plastik yang diekspor berasal dari negara-negara berpenghasilan tinggi, dengan nilai total US$71 miliar.Hanya 9% dari sampah plastik besar yang didaur ulang dan hanya 12% yang dibakar.Pada akhirnya, sebagian besar plastik akan terkubur di darat atau ke laut, dan waktu degradasinya mencapai 400 tahun.(wartawan Feng Difan juga berkontribusi pada artikel ini)
